Wednesday, July 6, 2016

5 Kisah Inspiratif Chapter 1

Setiap Orang Punya Sejarah

Seorang anak laki-laki berusia 24 tahun melihat ke luar jendela kereta api dan berteriak...

"Ayah, lihatlah pohon-pohon itu pergi ke belakang kita"

Ayahnya tersenyum dan sepasang muda mudi duduk di dekatnya, melihat pemuda berusia 24 tahun tersebut memiliki sifat yang kekanak-kanakan, dan mereka memandang pemuda tersebut dengan rasa kasihan.

"Ayah, lihatlah awan-awan itu sedang berlari bersama kita!"

Pasangan muda itu tidak dapat menahan diri dan berkata kepada ayah pemuda tersebut...

"Mengapa anda tidak bawa anak anda ke dokter spesialis yang bagus"

Pria tua itu tersenyum dan berkata..."Saya,,,,maksud saya kami baru saja datang dari rumah sakit, anak saya sudah buta sejak lahir, dia baru saja mendapatkan matanya hari ini"


Setiap orang mempunyai sejarah masing-masing. Tidak baik sembarangan menghakimi orang lain sebelum anda benar-benar mengenali siapa mereka sebenarnya. Karena kebenaran mungkin akan mengejutkan anda.


Kelemahan Anak-Anak

Seorang bocah berusia 10 tahun memutuskan untuk belajar Judo walaupun faktanya bahwa dia kehilangan lengan kirinya pada sebuah kecelakaan mobil.

Anak itu memulai pelajarannya dengan seorang master Judo Jepang yang sudah tua. Anak itu melakukannya dengan baik, tapi dia tidak dapat mengerti kenapa setelah 3 bulan latihan, sang Master hanya melatihnya satu gerakan saja. "Sensei" (Guru dalam bahasa Jepang) anak itu akhirnya berkata,

"Bukankah seharusnya saya belajar lebih banya gerakan?"

"Ini adalah satu-satunya gerakan yang kamu perlu untuk mengetahuinya", Gurunya menimpali.

Sungguh tak bisa dimengerti, dengan mempercayai Gurunya anak itu tetap melanjutkan latihannya.

Beberapa bulan kemudia, Guru itu membawa anak tersebut ke turnamen beladiri untuk pertama kalinya.

Mengejutkan bagi dirinya sendiri, anak tersebut dengan mudahnya menang pada dua pertandingan yang pertama.

Pertandingan yang ketiga ternyata lebih sulit, tetapi setelah beberapa saat, lawannya menjadi tidak sabaran, anak itu dengan tangkasnya menggunakan gerakannya satu-satunya untuk memenangkan pertandingan. Masih terheran dengan kemampuannya sendiri, anak itu sekarang masuk babak final.

Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat dan lebih berpengalaman. Untuk sesaat, anak itu nampak gelisah. Khawatir anak itu terluka, wasit membunyikan peluit. Dia bermaksud menghentikan pertandingan, tetapi sensei angkat bicara..."Jangan" Sensei mendesak "Biarkan dia melanjutkan pertandingannya".

Segera setelah pertandingan dilakukan kembali, lwannya membuat kesalahan yang sangat fatal , dia menjatuhkan pertahanannya. Langsung saja   anak itu menggunakan gerakan andalannya untuk melemparkan lawannya. Anak itu menang dan Menjadi Juara Turnamen.

Dalam perjalanan pulang, anak itu dan sensei meninjau  setiap gerakan dari setiap pertandingan. Lalu anak i tu memberanikan diri untuk menanyakan apa yang sebenarnya ada di pikirannya.

"Sensei, bagaimana bisa saya memenangkan Turnamen tadi hanya dengan satu gerakan yagn Sensei ajarkan"

"Kamu menang karena dua hal", Sensei menjawab. "Pertama, kamu sudah menguasai satu dari sekian gerakan-gerakan paling sulit dalam Judo. Dan yang kedua, satu-satunya kelemahan dari pertahanan gerakan itu adalah karena lawanmu harus  merebut tangan kirimu"   (karena dia tidak punya tangan kiri jadi dia tidak punya titik lemah)

Kelemahan terbesar anak itu menjadi kekuatan terbesarnya.

Tali Pengikat Gajah

Seorang pria melewati kerumunan gajah, tiba-tiba dia berhenti, dibingungkan oleh fakta bahwa makhluk raksasa ini di ikat oleh tali pengikat kecil di kaki mereka. Tidak ada rantai, tidak ada jeruji. Itu jelas sekali bahwa gajah-gajah tersebut sewaktu-waktu bisa memutuskan pengikat mereka untuk beberapa sebab, tapi mereka tidak melakukannya.

Dia melihat seorang pelatih didekatnya dan bertanya mengapa hewan-hewan ini hanya berdiri di sana dan dibuat tak berdaya untuk melarikan diri.  "Baiklah", pelatih berkata ,"Ketika mereka sangat muda dan lebih kecil, kami menggunakan tali pengikat yang ukurannya sama untuk mengikat mereka, dan pada usia mereka itu sudah cukup untuk menahan mereka. Sampai mereka tumbuh, mereka dikondisikan bahwa mereka tidak dapat merusaknya. Mereka percaya bahwa tali itu masih dapat menahan mereka, jadi mereka tidak pernah mencoba untuk memutusnya."

Pria itu menakjubkan. Hewan-hewan ini tidak dapat memutus tali yang mengikat mereka karena mereka  percaya bahwa mereka tidak akan pernah bisa, mereka ditikam oleh keyakinan mereka sendiri.

Seperti gajah-gajah, berapa diantara kita menjalani kehidupan di atas sebuah kepercayaan bahwa kita tidak dapat melakukan sesuatu, sederhananya hal itu terjadi karena kita gagal pada saat kita melakukannya pertama kali.

Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran, kita seharusnya tidak pernah menyerah berjuang dalam kehidupan ini.

Hidangan Eskrim

Pada suatu hari saat es krim coklat mengalami pengurangan harga, seorang bocah berusia 10 tahun masuk ke sebuah Coffe Shop yang cukup megah dan kemudian duduk di sebuah meja. Seorang  pelayan menaruh segelas air di depan nya.

"Berapa harga es krim cokelat?"

"17.000 rupiah", jawab pelayan.

Anak kecil itu mengeluarkan tangannya dari kantong dan belajar menghitung koin-koin nya.

"Berapa harga es krim biasa?" anak kecil itu bertanya lagi. Beberapa orang sekarang menjadi mengantri dan pelayan menjadi tidak sabar.

"  12.000 rupiah." Jawabnya dengan kasar.

Anak kecil itu lagi-lagi menghitung koinnya. "Saya minta es krim biasa saja" katanya.

Pelayan membawa es krim, meletakkan bill di atas meja dan berjalan pergi. Anak itu menghabiskan es krimnya, membayar ke kasir dan kemudian pergi.

Ketika pelayan datang kembali, dia mulai membersihkan meja itu dan menelan keras-keras apa yang dilihatnya.

Karena di sana di meja anak tadi, terletak rapi di samping hidangan es krim, ada 5000 rupiah - tip untuk pramugari dari si anak kecil.

Makan Malam Bersama Ayah

Seorang anak membawa ayahnya yang sudah tua ke sebuah restoran untuk sebuah makan malam. Ayahnya sangat tua dan lemah. Pada saat makan, makanan itu jatuh ke kemeja dan celana. Yang turut makan malam di sekitar mereka melihat mereka dengan jijik, tapi anaknya tenang-tenang saja.

Setelah dia selesai makan, anaknya yang tidak merasa malu sama sekali dengan tenang membawa ayahnya ke ruang cuci, membersihkan bekas-bekas makanan, dan menghilangkannya sampai bersih. Menyisir rambut ayahnya dan mengepaskan kacamata ayahnya.

Ketika mereka keluar seisi restoran menyaksikan mereka dalam keheningan, tidak dapat mengerti bagaimana seseorang dapat mempermalukan diri mereka sendiri di depan publik seperti itu. Anak itu membayar kasir dan berjalan keluar bersama ayahnya.

Pada saat itulah, seorang pria tua yang ikut bersama mereka makan malam di restoran tersebut memanggil anak itu dan bertanya kepadanya, "Tidakkah kamu berpikir bahwa kamu sudah meninggalkan sesuatu di belakang tadi?"

Anak itu menjawab, "Tidak Tuan, tidak ada saya meninggalkan sesuatu di belakang"
Pria tua itu berkata, " Ya, tentu saja kamu meninggalkan sesuatu! Kamu meninggalkan sebuah pelajaran untuk setiap anak dan harapan untuk setiap orang tua"

Peduli kepada orang yang telah peduli kepada kita adalah kehormatan paling tinggi. Kita semua tentu sudah tahu bagaimana orang tua kita peduli kepada kita saat kita kecil. Cintai mereka, hormati mereka, dan pedulilah terhadap mereka.


No comments:

Post a Comment