Sunday, May 22, 2016

Pengangguran Di Indonesia Yang Sebenarnya

Katanya sih, angka pengangguran di Indonesia mencapai 7.560.000 orang di seluruh indonesia.
Gak percaya, anda bisa cek di google.

Tapi apakah benar?

Memangnya dari mana mereka tahu? emangnya sudah dihitung satu persatu? Fuck lah dengan statistik. Statistik itu menurut saya hanya prediksi, dan prediksi itu seperti ramalan. Dan satu lagi, saya paling tidak setuju dengan yang namanya ramalan. It's Bullshit!!!

Kenyataanya bagaimana???

Anda bisa bayangkan sendiri. Berapa banyak universitas atau perguruan tinggi di kota anda?. Di kota Padangsidimpuan saja sudah ada banyak perguruan tinggi, antara lain :
  1. IAIN Padangsidimpuan
  2. UMTS Padangsidimpuan
  3. STKIP Padangsidimpuan
  4. UGN Padangsidimpuan
  5. STMIK/ AMIK Padangsidimpuan
  6. AKBID DARMAIS Padangsidimpuan
  7. AKBID Kebidanan Matorkis Padangsidimpuan
  8. AKBID Kebidanan Mitra Syuhada Padangsidimpuan
  9. AKBID Kebidanan Sentral
  10. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YP Kampus 
  11. Sekolah Tinggi Pertanian Benteng Huraba
  12. STIKES Aufa Royhan Padangsidimpuan
  13. STIKES SYUHADA Padangsidimpuan
  14. STIKES Darmais Padangsidimpuan
  15. STAI PERTINU
  16. dll, yang maaf jika saya lupa menyebutkannya.
Sebenarnya masih ada lagi tapi saya lupa nama Perguruan Tingginya.  Seperti yang di Pargarutan, dll.
Brapa kali diantara Perguruan-perguruan tinggi tersebut menamatkan wisudawan/wisudawatinya setiap tahun yang saya pikir lebih dari 95% wisudawan/wisudawati itu masih fresh graduate (belum pernah bekerja sama sekali)?
Diantara perguruan tinggi tersebut ada yang menamatkan wisudawan dan wisudawatinya sampai 3 kali setahun seperti UMTS ada yang 2 kali setahun ada yang sekali setahun.
Jadi, disini kita anggaplah semua Perguruan tinggi tersebut manamatkan wisudawan/wati nya hanya 1 x setahun, sebagai hitungan kotor minimal.
Kita asumsikan saja wisudawan/wisudawati yang di wisuda setiap Perguruan tinggi rata-rata ada 500 orang.

Jadi, 500 x 15 = 7.500 orang/ tahun pengangguran baru tiap tahun.

Itu masih hitungan kotor yang di minimalkan untuk Perguruan Tinggi belum lagi termasuk alumni SMA/SMK/MAN yang tidak bisa menyambung kuliah.

Berarti ada 7500 orang pengangguran baru setiap tahun.
Sekarang mari kita lihat jumlah lowongan kerja yang berbuka setiap tahun di Kota Padangsidimpuan.
Kalau anda lihat di depan Kantor POS dan juga anda menjatuhkan lamaran tanpa ada pengumuman lowongan, lowongan kerja setiap bulan bisa sampai 10 lowongan kadangkali hanya ada 3, kita rata-ratakan saja membuka 3 posisi untuk setiap lowongan yang ada walaupun sebenarnya yang sering terjadi hanya 2 dan bahkan seringkali hanya 1 posisi. 10 lowongan x 3 posisi x 12 bulan.  360 posisi lowongan tiap tahun. Kita genapkan saja 500.

7500 -500 = 7000.

Berarti masih tersisa 7000 pengangguran yang belum terserap tiap tahun untuk wilayah Kota Padangsidimpuan saja.
Itu artinya dari 100 orang, hanya 6,7 orang (kita genapkan menjadi 7 orang) yang bisa bekerja setiap tahun.

Dan dalam waktu 2 tahun ke depan, apabila mereka belum mendapatkan pekerjaan maka jumlahnya menjadi 14.000 orang dalam 2 tahun. Dalam 5 tahun jika mereka belum dapat kerja pengangguran di Kota Padangsidimpuan saja bisa mencapai 35.000 orang.  Itu belum termasuk tamatan SMA/SMK/MAN yang tidak bisa kuliah karena keterbatasan ekonomi.

Untuk membuka usaha sendiri misalnya, maka harus butuh modal yang tidak sedikit. Darimana 7000 orang bisa dapat modal supaya bisa membuka usaha mandiri.

Sekarang mari kita lihat dalam cakupan Seluruh Indonesia. Ada 34 provinsi, berarti ada 34 kota besar. Kota besar seperti Kota Medan bisa memiliki sampai 161 Perguruan Tinggi lihat di situs provinsi SUMUT. Kota Medan adalah Kota yang besar yang sudah lama menjadi ibukota provinsi., jadi kita anggap saja ada 100 Perguruan Tinggi di tiap Ibukota Provinsi. Yang berarti 100 Perguruan Tinggi x 34 provinsi = 3.400 perguruan Tinggi di setiap Ibukota Provinsi.

Itu masih tingkat ibukota provinsi belum termasuk Perguruan tinggi di Tingkat Kabupaten dan Kota Madya. 
Bagaimana kalau kita masukkan yang di Kabupaten dan Kota Madya ?
Jumlah Kabupaten dan KotaMadya Se Indonesia mencapai ratusan Kota dan Kabupaten bisa anda cek di Daftar Kabupaten dan Kota Se Indonesia

Tiap Kabupaten dan Kota ada Berapa Perguruan Tinggi? Tiap Perguruan Tinggi ada Berapa banyak yang diwisuda setiap tahunnya?

Dan berapa wisudawan/wisudawati yang mereka tamatkan tiap tahunnya? Berapa kali mereka me wisudakan mahasiswa/ mahasiswinya? Untuk Setingkat Universitas bisa sampai 3 kali ya?


Dari tahun ke tahun angka pengangguran akan terus bertambah. Statistik Pengangguran yang ditunjukkan pemerintah tidak sepenuhnya benar. Ada hal yang ditutup-tutupi. Pemerintah masih saja melakukan moratorium. Dan semakin sedikit saja lowongan yang terbuka untuk kita.

Jika kita kalikan, angka tamatan Perguruan Tinggi bisa mencapai jutaan orang di seluruh Indonesia.
Sedangkan yang diterima bekerja, pada pekerjaan yang layak hanya sekitar 6%. Lalu kemanakah sisanya yang 94%?

Sisa 94%, akan berusaha mencari pekerjaan, apapun itu pekerjaannya, entah itu gajinya layak atau tidak, yang penting bekerja.

Mereka bekerja sebagai honor lokal. Konon katanya gajinya hanya Rp 300.000 sebulan, sebagian yang lain digaji 600 ribu/bulan, 800 ribu, paling tinggi 1 juta sebulan. Dan itu masih sangat jauh di bawah UMK Kota Padangsidimpuan yang dikisaran 1,8 juta Rupiah.

Bagaimana mereka membiayai keluarga mereka nantinya, istri dan anak-anaknya maksud saya jika mereka menikah?

Dan kesulitan lainnya bagi kita yang mencari kerja adalah ketika suatu waktu ada buka lowongan pekerjaan, tapi masalahnya adalah jurusan kita tidak sesuai dengan lowongan tersebut. Pastinya kita tidak akan bisa mendaftar.

Pas ada lowongan yang sesuai dengan jurusan kita, muncul masalah lainnya yaitu "hanya kandidat terbaiklah yang di terima"

Kita sudah belajar keras, lulus Tes Potensi Akademik, Tes Pengetahuan Umum, Psikologi, tapi di wawancara kita gagal. Andai wawancara bisa dipelajari. Kita sangat jujur, salah. Bohong juga pastinya salah. Tolak ukur/standar dari sebuah wawancara itu sangat tidak jelas menurut saya. Penilainnya terlalu subjektif atau terserah maunya si pewawancara. Si pewawancara ini di pilih dari seorang psikolog. Itu menurut saya sangat tidak adil.

Apakah anda belum pernah melihat psikolog di bohongi? Saya pernah lihat saat si psikolog di uji dan salah tebak di acara Late Night Show Raffi Ahamad. Tebakan psikolog itu seperti ramalan, tak bisa membuktikan seorang itu seperti ini seperti itu. Dan banyak lagi berita tentang seorang yang bekerja di suatu instansi tetapi melakukan hal-hal gila. Bukankah itu cukup membuktikan seorang psikolog tidak sepenuhnya benar dalam menilai karakter seseorang.Seharusnya sih dibuat sebuah tes untuk melihat kepribadian seseorang, dimana penilaian tes tersebut objektif.

Belum lagi tamatan SMP, SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang tidak bisa melanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Kira-kira bagaimana nasib mereka, ya?

Jika pemuda tidak punya pekerjaan, bagaimana mereka akan menikah. Bagaimana nasib ibu dan ayah mereka jika seandaninya orangtuanya sakit?. Bagaimana dengan waktu mereka yang penuh dengan stress dengan apakah mereka menghilangkan stress mereka?

Demikianlah artikel kami tentang Pengangguran di Indonesia yang sebenarnya.






No comments:

Post a Comment